Tidaklah mudah untuk mencapai tahap seperti Pak Kosim saat ini. Beliau mulai dengan mempercayakan kepada bawahannya untuk sepenuhnya mengelola. Setelah dua kali kegagalan, karena kecerobohan pengelolaan oleh dua orang bawahannya, Pak Kosim mengambil alih pengelolaan Studionya. Dalam 10 bulan, usaha ini telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dan membukukan omset hingga Rp.20.000.000/bulan.
Usahanyapun berkembang, dari sebuah Studio Photo biasa, kini dilengkapi dengan 2 unit komputer dan printer untuk prosesing dan printing photo dengan teknologi 'low cost', bahkan beliau telah mampu membeli perangkat StudioPhotobox pada bulan Maret 2008.
Bagaimanakah menghitung pendapatan sebuah Studio Photo, sehingga pendapatannya cukup fantastis? Beberapa tahun lalu mencetak photo memerlukan mesin 'minilab' yang harganya mencapai milyaran rupiah, kini dengan banyaknya perangkat digital yang mampu untuk menjepret photo secara digital, terutama adanya Ponsel dilengkapi kamera, apalagi telah tersedia printer 'inkjet' photo yang bisa bekerja dengan cost rendah, maka kloplah kebutuhan Studio Photo dengan investasi yang kecil. Berbekal Camera Digital, Lampu Kilat dengan umbrella, Beberapa Backdrop photo, seperangkat komputer dengan software cetak photo + 'photo inkjet printer', maka lengkaplah sebuah Mini Studio Photo digital.
Sebenarnya sistem ini diuntungkan dengan murahnya supply 'tinta' printer kompatibel dan turunnya harga kertas 'glossy photo', sehingga biaya cetak photo sengan tinta 'inkjet printer' kini ada di kisaran Rp.400,-/lbr A6. Dengan harga jual cetak di kisaran Rp.2000,-/lbr dan harga photo instant Rp.15.000,-/jepret+cetak, maka dapat dihitung berapa keuntungan dari sistem ini.